Powered By Blogger

Kamis, 03 Februari 2011

KEKEJAMAN CINTA
Oleh :DR. Muliyadi Saputra, ST MT

Cinta kadang kala membuat orang bahagia, namun cinta juga terkadang membuat orang terluka. Pesona-pesona CINTA yang  diterbangkan kepenjuru dunia telah dinodai oleh racun-racun dusta yang membuai seluruh insani dijagat raya sehingga terciptalah celah-celah dusta yang mengkoyak kesucian cinta.
Ketika seseorang dihadapkan dengan urusan kemelut cinta, maka tak sedikit pun kebencian yang datang dan menghinggapi didalam hati nurani. Hanya insane yang kuat hatinya, umpamakan batu karang yang kokoh diterjang badai, umpamakan udara yang tak pernah habis meski pun dihirup, hanya insane yang memiliki hati demikianlah yang akan bertahan dalam kemelut cinta.
Bagi seorang pecinta  sejati, dia tak akan pernah goyah dalam mempertahankan cintanya. Dan dia menganggap cinta adalah sebuah jantung dalam kehidupannya, sebuah darah yang mengalir dalam tubuhnya, sebuah roh dalam jiwanya yang takkan mungkin tuk dipisahkan.baginya cinta itu sangatlah suci dan dia percaya akan adanya cinta abadi didalam dunia ini.
Namun, kebanyakan yang terjadi sangatlah bertolak belakang dengan apa yang diharapkan dan diimpikan. Seiring dengan perubahan jaman, cinta juga hanyut dalam sebuah perubahan akan keyakinan cinta tersebut. Hati nurani yang dulunya keras sekeras besi baja, juga berubah bagaikan sehelai kertas basah yang mudah hancur dan tidak meyakini akan adanya cinta tulus. Cinta dijaman sekarang hanyalah berupa ucapan yang hanya diungkapkan sebagai basa-basi dusta yang didalamnya terdapat jarum-jarum hiyanat yang siap menusuk kedalam hati, sehingga hati akan terluka  dan berdarah olehnya.
Ketika kepercayaan telah diberikan, ketikan segalanya telah diserahkan, ketika ketulusan dan kesetiaan telah diberikan, entah kenapa cinta berubah arah dan haluan seperti kapal yang hanyut dan tenggelam ditelan lautan. Dari situ, Terciptalah suatu kebencian, dendam, ketidak percayaan yang mana kesemuanya itu tercipta dan berawal mula dari sebuah cinta suci yang berubah jadi duri dalam hati insani. Salahkah jika kita katakan cinta itu kejam, salahkah jika cinta itu dianggap suatu kutukan, dan salahkah jika cinta dianggap suatu kesengsaraan, lalu kemana gerangan perginya cinta yang sebenar-benarnya…? Mungkinkah cinta sejati sudah tidak ada didunia ini…?
Segalanya masih merupakan teka-teki yang membingungkan, apa sebenarnya yang terjadi dengan cinta suci, mengapa kebencian selalu hadir dikala hati telah membumbung tinggi bersama indahnya cinta. Cinta selu hadir dengan variasi nafsu yang melekat dicelah-celah cinta, sangat susah dihilangkan dan tak mungkin tuk dipisahkan. Tragis memang, tapi itulah kehidupan, kehidupan yang kadang susah untuk dimengerti oleh akal pikiran.
Sangat sukar dibedakan antara cinta murni karena ketulusan dengan cinta yang lahir dengan nafsu, karena keduanya telah membentuk variasi-variasi yang menyamarkan jiwa. Cinta juga bisa berubah-ubah seiring dengan waktu bagaikan hari yang berubah siang menjadi malam atau pun malam menjadi siang. Haruskah kita takut dengan hadirnya cinta dijaman sekarang? Tentulah harus, karena cinta dijaman sekarang kebanyakan lahir bagaikan mata pisau yang siap menghujam tubuh dan jiwa dari seorang insan. Sebuah solusi dari semua itu hanya dapat diselamatkan oleh sebuah jenjang pernikahan. Namun dalam tanda kutip, jenjang pernikahan juga belum tentu dapat menyelamatkan kita dari suatu kedustaan, hanya keIMANAN dan pendekatan diri kita terhadap sang Khalik yang dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang berbau nista dan dusta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar